Home

Kamis, 01 Desember 2011

Adhitya Praspa (12109968)

BAB 6
ALINEA


6.1 PENGERTIAN ALINEA

Alinea atau paragraph adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam kenyataannya kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat. Namun jenis alinea tersebut jarang di pakai dalam penulisan ilmiah, maka dalam bab ini pembahasan tersebut merupakan pengecualian.

Yang perlu diperhatikan dalam membuat alinea adalah kesatuan dan kepaduan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam alinea itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal alinea. Bila dalam satu alinea terdapat lebih dari satu gagasan berarti alinea tersebut perlu dipecah menjadi beberapa alinea. Berikut ini merupakan salah satu contoh satu alinea:

Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bias membusuk, umpamanya plastic, kaca, logam, kain dan karet.

Setelah membaca contoh alinea itu terasa seluruh kalimat di dalamnya membicarakan satu ide dan satu gagasan, yaitu sampah organic dan anorganik. Ide itu digunakan dengan menggunakan tiga kalimat. Karena didukung secara bersama oleh tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang dibentuk oleh alinea itu menjadi lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan ide sebuah kalimat.

Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat. Tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang untuk membuat sebuah karangan. Alinea yang dijadikan contoh sekaligus dikatakan sebagai karangan sederhana. Karangan singkat yang terdiri dari satu alinea dapat dikembangkan menjadi karangan panjang yang terdiri dari beberapa alinea. Demikian perana alinea dalam membuat sebuah karangan.

6.2 STRUKTUR ALINEA

Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu kalimat topic/kalimat pokok dan kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topic adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea. Sedangkan kalimat penjelas/pendukung adalah kalimat yang menjelaskan atau mendukung ide utama alinea. Cirri kalimat topic dan kalimat penjelas adalah sebaga berikut.

Ciri kalimat topic:

  1. mengandung permasalahan yang lebih rinci dan diuraikan lebih lanjut.
  2. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
  3. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
  4. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri kalimat penjelas:

  1. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
  2. arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
  3. pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
  4. isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topic.

Seperti yang telah dinyatakan dalam butir 6.1, membicarakan struktur alinea sebenarnya tidak terlepas dari struktur sebuah karangan pada umumnya karena pada prinsipnya menyusun alinea sudah sama dengan membuat karangan sederhana.


6.3 PERSYARATAN ALINEA

Alinea yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu adanya kesatuan dan adanya kepaduan.

  1. Kesatuan Alinea

Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu ide pokok, satu topic/masalah. Jika dalam sebuah alinea terdapat kalimat yang menyimpangdari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam alinea terdapat lebih dari satu masalah. Perhatikan alinea dibawah ini.

Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum menjadi guru saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah presiden amerika. Melalui perjuangannya, Clinton berhasil menjadi presiden amerika. Clinton termasuk presiden amerika yang popular. Amrika adalah Negara kaya. Di amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Semua bahasa yang besar dipelajari untuk kepentingan politik amerika, termasuk bahasa indoesia. Pernah terlintas di benak saya, suatu hari nanti menjadi guru bahasa Indonesia di amerika.
Dalam alinea di atas ada tiga ide yang potensial untuk dikembangkan: 1. saya sebagai guru bahasa Indonesia 2. Clinton sebagai presiden amerika 3. amerika adalah Negara kaya. Selain itu, tidak seluruh kalimat penjelas mendukung ide pokok, misalnya kalimat (2) sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Jika dilihat dari maksud utama penulisannya yang hendak menerangkan kedudukannya sebagai guru, maka “usaha yang sungguh-sungguh” tidak relevan diungkapkan dalam konteks tersebut. Perhatikan perbaikan alinea yang salah itu menjadi tiga alinea berikut:

Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara termasuk amerika. Di amerika semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik amerika. Pernah terlintas di benak saya, mungkin suatu hari nanti menjadi guru bahasa Indonesia di amerika.

Pekerjaan sehari-hari Clinton adalah presiden amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Clinton termasuk presiden amerika yang popular.

Amerika adalah Negara kaya. Di amerika pengembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana semua bahasa yang besar, termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik amerika.


  1. Kepaduan Alinea

dalam alinea juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Koherensi alinea akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan. Inilah contoh alinea yang dibentuk dengan repetisi kata dan frasa.

Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi dan faktur ini disebut faktur berkuitansi. Faktur berkuitansi cocok dipakai untuk penjualan tunai. Faktur yang kedua adalah fsktur tanpa kuitansi. Faktur tanpa kuitansi dapat dipakai baik untuk penjualan tunai atau kredit.

Pengulanagan kata kunci seperti pada alinea di atas tidak boleh terlalu sering dilakukan karena dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh pada pembaca. Repetisi nama orang, misalnya , hendaklah diselingi dengan kata ganti atau frasa. Perhatikan contoh alinea di bawah ini.

Salah satu presiden yang nyentrik di dunia ini adalah presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dikatakan nyaris buta. Presiden ke-4 republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas dari lawan politiknya. Kyai dari jawa timur ini juga sering mengeluarkan pernyataan yang controversial dan inkonsisten. Akibatnya mantan ketua PBNU ini sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun suami dari Sinta Nuriah ini tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.

Selain dengan repetisi kata ganti, kepaduan dapat dijalin dengan kata atau frasa penghubung. Dalam peranannya sebagai penghubung, ada beberapa kata dan frasa penghubung yang dapat dipakai untuk berbagai maksud.


6.4 JENIS ALINEA

Alinea banyak ragamnya. Untuk membedakan alinea yang satu dari yang lainberdsarkan kelompoknya, bagan di bawah ini dijadikan pedomannya.








Dengan berpedoman pada bagan di atas dapat dideteksi, misalnya sebuah alinea dapat saja disebut deduktif dari segi kalimat topic, disebut kalimat naratif dari segi isi, dan disebut alinea pembuka dari segi fungsinya dalam karangan. Berikut ini seluruh jenis alinea yang terdapat dalam bagan di atas akan diuraikan satu per satu.

6.4.1 Jenis Alinea Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Seperti yang telah disebutkan dalam butir 6.2, kalimat yang berisi gagasan utama alinea adalah kalimat topic. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan topic dan kalimat letak posisinya dalam alinea menjadi penting, posisi kalimat topic di dalam alinea akan memberi warna tersendiri bagi sebuah alinea. Hal ini tak ubahnya seperti penekanan dalam sebuah kalimat yang dilakukan dengan cara menempatkan bagian yang dipentingkan pada posisi tertentu.

Berdasarkan posisi kalimat topic, alinea dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

> Alinea Deduktif

bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal alinea akan terbentuk alinea deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyususul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alinea (urutan umum-khusus). Perhatikan contoh alinea deduktif di bawah ini.

Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan nonfisik. Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik yang berupa pemikiran dan ada yang berupa tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan nonfisik adalah filsafat, pengetahuan, ideology, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku si antaranya adalah sikap, kebiasaan, adapt istiadat, belajar, tidur, bertani bahkan berkelahi.

>Alinea Induktif

bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea akan terbentuk alinea induktif, yaitu alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan umum-khusus). Simak contoh alinea induktif ini.

Yang dimaksud kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik yang berupa pemikiran dan ada pula yang berupa tingkah laku. Adapun contoh dari kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, bangunan, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat , pengetahuan, ideology, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah sikap, kebiasaan, adapt istiadat, belajar, tidur bahkan berkelahi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan nonfisik.

>Alinea Deduktif-Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea, terbentuklah alinea campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir alinea umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal alinea.

Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air. Lagipula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

>Alinea Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satu kalimat khusus menjadi kalimat topic. Kondisi demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dengan yang lainnya sama-sama penting. Alinea seperti ini sering dijumpai pada karangan fiksi. Berikut ini contohnya.

Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga berneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.


6.4.2 Jenis Alinea Menurut Sifat Isisnya

Isi sebuah alinea dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasinya yang akan disampaikan. Penyelarasan sifat isi alinea dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena di muka sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun alinea adalah pekerjaan mengarang juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu alinea merupakan karangan sederhana (karangan minor), prinsip penulisannya sama dengan karangan kompleks (karangan mayor) yaitu sama-sama mempunyai topic, tema, bahkan sama-sama mempunyai kerangka (outline). Memang di dalam alinea, unsure-unsur tersebut berwujud sederhana.

Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam yaitu:

  • Alinea Persuatif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempenagruhi atau mengajak pembaca.
  • Alinea Argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung.
  • Alinea Naratif, jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
  • Alinea Deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
  • Alinea Ekspositoris, jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

Alinea persuatif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang belakangan ini banyak mengisi lembaran Koran dan majalah. Alinea argumentatif, deskriptif dan ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah dan laporan. Dalam tulisan ilmiah, ketiga alinea itu bahu-membahu membangun karangan. Berita dalam surat kabar, sebagian besar memakai alinea ekspositoris. Alinea naratif sering dipakai dalam karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen.


6.4.3 Jenis Alinea Menurut Fungsinya dalam Karangan

Berdasarkan fungsinya dalam karangan, alinea dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu alinea pembuka, alinea pengembang dan alinea penutup. Ketiga jenis alinea tersebut memiliki fungsinya tersendiri yang membedakannya satu sama lain.

  1. Alinea pembuka

Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, alinea pembuka harus dapat difungsikan untuk.

  1. menghantar pokok pembicaraan.
  2. menarik minat dan perhatian pembaca.
  3. menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Alinea pembuka memiliki peranan penting dalam sebuah karangan. Alinea pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menawan pembaca. Untuk itu bentu-bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis alinea pembuka.

  1. kutipan, peribahasa, anekdot.
  2. uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan.
  3. suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang.
  4. uraian tentang pengalaman pribadi.
  5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan.
  6. sebuah pertanyaan.


  1. Alinea pengembang

Alinea ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam alinea pembuka. Contoh-contoh dan ilustrasi, inti permasalahan dan uraian pembahasan adalah isi sebuah alinea pengembang. Alinea pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk.

  1. mengemukakan inti persoalan
  2. memberi ilustrasi dan contoh.
  3. menjelskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya.
  4. meringkas alinea sebelumnya.
  5. mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.


  1. Alinea Penutup

Alinea penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Alinea ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat alinea penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

  1. sebagai bagian penutup alinea ini tidak boleh terlalu panjang
  2. isi alinea harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
  3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya alinea ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.


    1. PENGEMBANGAN ALINEA

Pengembangan alinea berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama alinea. Pengembangan alinea deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal alinea, pasti berbeda dengan pengembangan alinea induktif yang merupakan kebalikan dari alinea deduktif. Demikian pula untuk tipe alinea yang lain.

Selain posisi kalimat topik, pengembangan alinea berhubungan pula dengan fungsi alinea yang akan dikembangkan: sebagai alinea pembuka, pengembang, atau penutup. Fungsi itu akan turut mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga alinea tersebut dalam karangan saling berbeda seperti yang telah diuraikan dalam butir 6.4.3 di atas.

Akhirnya, metode pengembangan alinea akan bergantung pula pada sifat informasi yang akan disampaikan: sudah barang tentu metode yang diterapkan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya, akan berbeda dengan alinea naratif.

Setelah mempertimbangkan tiga faktor di atas barulah seseorang dapat menentukan metode pengembangan alinea yang dianggap paling tepat dan efektif. Ada enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan, yaitu metode definisi, metode proses, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum-khusus dan metode klasifikasi.

Dalam praktek mengarang, keenam metode tersebut akan dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan si pengarang atau penulisnya. Jika ingin membuat definisi, pakailah metode definisi; jika akan menerangkan proses, pakailah metode proses; jika akan menganalisis, pakailah metode sebab-akibat; dan seterusnya.

6.5.1 Metode Defisi

Yang dimaksud metode definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan konsep/pengertian istilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata yang kita definisikan di dalam teks definisi itu (misal: membuat definisi kebudayaan tidak boleh sbb.: ‘yang dimaksud dengan kebudayaan adalah kebudayaan …’).

6.5.2 Metode Proses

Sebuah alinea dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

6.5.3 Metode Contoh

Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh lebih terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk alinea.

6.5.4 Metode Sebab-Akibat

Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas umumnya tampil ditengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat alineanya argumentatif murni atau dikombinasikan dengan deskriptif atau ekspositoris.

6.5.5 Metode Umum-Khusus

Metode umum-khusus atau khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan alinea agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun alinea dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang, juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa.

6.5.6 Metode Klasifikasi

Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non-benda yang memiliki persamaan cirri seperti sifat, bentuk, ukuran dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan factor-faktortersebut di atas, tetapi dapat juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lain.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar