Home

Kamis, 01 Desember 2011

Mengapa Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh?

Faktor Penyebab Jembatan Kutai Kartanegara runtuh

Warga Indonesia akhir akhir ini dikagetkan dengan berita mengenai Jembatan Kutai Kartanegara runtuh , jembatan yang melintasi sungai Mahakam ini baru dibangun sekitar 10 tahun yang lalu namun saat ini roboh yang “katanya” karena kualitas bangunannya yang kurang bagus. Memang sebenarnya jembatan ini sudah diperkirakan tidak akan bertahan lama oleh para pakar dan ilmuwan dalam bidangnya pada saat proyek pembangunan jembatan tersebut..
 
Pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar), sejak awal sudah diakui sebagai sebuah proyek yang sulit. Bahkan salah seorang ahli fisika dan matematika dari Universitas Mulawarman, Samarinda, pernah meramalkan jembatan ini tidak akan bertahan lama.
 
Ramalan bahwa Jembatan Kukar tidak akan berumur panjang, disampaikan oleh ahli fisika dan matematika dari Universitas Mulawarwan, Profesor Jamaludin. Saat jembatan baru diresmikan pada tahun 2001 lalu, dia meramalkan jembatan tidak akan berumur panjang, karena pembangunan konstruksi jembatan ini tidak memperhatikan teori dasar perubahan frekuensi angin.
 
“Angin dapat berubah-ubah, dari frekuensi rendah ke tinggi. Konstruksi jembatan tidak memperhatikan itu. Pertama kali dioperasikan saja sudah retak-retak. Tampaknya tidak bisa sampai sepuluh tahun umurnya,” ujar Jamaludin ketika itu.
 
Sulitnya membangun Jembatan Kutai Kartanegara disampaikan oleh Kepala Bidang Rencana dan Evaluasi Badan Pembinaan Kontruksi dan Investigasi (Bapekin) Departemen Kimpraswil, Ir Herry Vaza. Selain Herry, kesulitan proyek pembangunan ini juga disampaikan oleh Kepala Proyek Pembangunan Jembatan Kukar PT Hutama Karya, Ir Idwan Suhendra.
 
Dalam Konferensi Regional Teknik Jalan VI di Denpasar Bali 18-19 Juli 2002, keduanya mengatakan, pembangunan Jembatan Mahakam II adalah proyek berisiko dan berteknologi tinggi. Faktor ketidakpastian atas keberhasilan pelaksanaan proyek termasuk tinggi karena tingkat pengetahuan dan pengalaman atas konstruksi dan metode pelaksanaan yang rendah. 
 
Banyak Jembatan yang berada di indonesia yang masih menggunakan penerapan konvesional dalam melaksanakan standarisasi pembuatan jembatan, seharusnya kejadian seperti diatas dapat dicegah jika para pihak terkait mau menerapkan sistem dan teknologi yang sudah ada, seperti yang diterapkan oleh negara negara maju sebelumnya. Teknologi tersebut yaitu Bridges Structural Health Monitoring System , dengan menggunakan system monitoring jembatan ini, tentunya informasi atau data dapat diambil secara aktual dan real time sehingga parameter di jembatan mampu di pantau di ruang monitoring atau ruang pemantauan dan perubahan yang terjadi pada jembatan mampu diadaptasi, dengan begitu data yang diterima tersebut tentunya akan memberikan alasan yang kuat bagi para expertise dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
 
Sebagai salah satu contoh yaitu pada penerapanya jembatan suramadu. Pemantauan kesehatan pada jembatan suramadu merupakan contoh yang seharusnya diikuti oleh jembatan yang lain, karena disini kita berbicara keselamatan manusia yang menjadi resikonya. Berikut Sistem aplikasi yang pernah dilakukan pada jembatan suramadu.

1 komentar: